Perbandingan Sistem Ekonomi Kapitalis, Sosialis dan Islam
A.
Sistem Ekonomi
Kapitalis
Kapitalisme
merupakan sebuah sistem organisasi ekonomi yang dicirikan oleh hak milik privat
atas alat-alat produksi dan distribusi yang pemanfaatannya untuk mencapai laba
dalam kondisiyang sangat kompetitif (Milton H. Spencer;1990) Dapat dikatakankapitalisme
memiliki 5 ciri yang menonjol di bawah ini yaitu:
1.
Kapitalisme
menganggap ekspansi kekayaan yang dipercepat dan produksi yang maksimal serta
pemenuhan keinginan menurut preferensi individual sebagai sangat esensial bagi
kesejahteraan manusia.
2.
Ada
anggapan bahwa kebebasan individu yang tak terhambat dalam mengaktualisasikan
kepentingan diri sendiri dan kepemilikan atau pengelolaan kekayaan pribadi
sebagai suatu hal yang sangat penting bagi inisiatif individu.
3.
Asumsi
bahwa inisiatif individual ditambah dengan pembuatan keputusan yang ber
desentralisasi dalam suatu pasar kompetitif sebagai syarat utama untuk
mewujudkan efisiensi optimum dalam alokasi sumber daya.
4.
Kapitalisme
tidak mengakui pentingnya peran pemerintah atau penilaian kolektif baik dalam
efisiensi alokatif maupun pemerataan distributif.
5.
Kapitalisme
mengklaim bahwa melayani kepentingan diri sendiri oleh setiap
individu secara otomatis melayani
kepentingan sosial kolektif.[1]
a)
Pilar
Pilar Sistem Ekonomi Kapitalis:
System ekonomi kapitalis merupakan suatu
system yang menyandarkan diri sepenuhnya pada :
1.
Hak
milik Swasta (Private Property) lembaga ini merupakan elemen pokok dari
kapitalisme, Ia menjamin bahwa setiap orang mempunyai hak untuk mencapai
barang-barang ekonomi dan sumber-sumber daya melalui cara yang legal,
mengadakan perjanjian-perjanjian sehubungan dengan hak alamiah terlepas dari
kekuasaan Negara.Pemberian hak pemilikan atas harta kekayan memenuhi
fungsi-fungsi ekonomi penting Yaitu: Para individu memperoleh perangsang agar
aktiva mereka dimanfaatkan seproduktif-produktifnya. Hal tersebut sangat
mempengaruhi distribusi kekayaan serta pendapatan karena individuindividu
diperkenankan untuk menghimpun aktiva dan memberikannya kepada ahli waris
mereka apabila mereka meninggal dunia. Selanjutnya memungkinkan laju pertukaran
yang tinggi oleh karena orang perlu memiliki hak pemilikan atas barang-barang
sebelum hak tersebut dapat dialihkan kepada pihak lain. Konsekwensi-konsekwensi
sosial dan ekonomi fungsi-fungsi tersebut sangat mempengaruhi perkembangan
kapitalisme.
2.
Dibina oleh tangan yang tak terlihat (The Invisibel Hand) prinsif tersebut
menyatakan bahwa untuk mencapai hal yang terbaik untuk masyarakat.Setiap
individu dalam sebuah masyarakat kapitalistik dimotivasi oleh kekuatan-kekuatan
ekonomi sehingga ia akan bertindak sedemikian rupa untuk mencapai kepuasan
terbesar denganpengorbanan atau biaya yang sekecil-kecilnya.
3.
Individualisme
ekonomi Laissez- Faire Pernyataan ini menjadi kata kunci kapitalisme. Dalam
arti bahwa tiadanya intervensi pemerintah akan menyebabkan timbulnya
individualism ekonomi dan kebebasan ekonomi. Intervensi pemerintah dibatasi
pada aktivitas-aktivitas tertentu.
4.
Persaingan
dan pasar-pasar bebas (free market competition). Prinsip bekerjanya mekanisme
pasar menyebabkan terjadinya persaingan. Persaingan terjadi antara penjual
barang-barang yang serupa untuk menarik pembeli; antara pembeli untuk mencapai
barang-barang yang mereka inginkan; antara pekerja untuk memperoleh pekerjaan,
antara pihak majikan untuk memperoleh pekerja, antara pembeli dan penjual
sumber-sumber daya untuk mencapai syarat yang sebaik-baiknya. Dalam bentuknya
yang paling sempurna, pasar bebas menunjukkan ciri-ciri, pembeli dan penjual
dalam jumlah cukup banyak yang menjebabkan mereka tidak dapat mempengaruhi
harga barang yang bersangkutan kemudian kebebasan para pembeli serta penjual
yang tidak dihalangi oleh pembatasan-pembatasan ekonomi atas permintaan dan
penawaran.
b)
Kerangka
Dasar Sistem Ekonomi Kapitalis :
1.
Kelangkaan
(Scarcity) Sumber-sumber ekonomi.
Terciptanya kelangkaan oleh karena adanya benturan antara kebutuhan manusia
yang tidak terbatas dengan terbatasnya (langkanya) barang-barang ekonomi yang
tersedia dalam usaha menjembatangi hal tersebut adalah dengan jalan menambah
jumlah produksi barang dan jasa sebanyak-banyaknya agar kebutuhan manusia yang
tidak terbatas dapat diperkecil,adanya kelangkan sumber-sumber ekonomi maka
para ekonomi kapitalis melihat 3 pokok permasalahan ekonomi yang harus
dipecahkan (1) Apa yang harus diproduksi dan dalam jumlah berapa (What) ?
pertanyaan pertama ini secara umum menyangkut barang dan jasa yang dibutuhkan
manusia, dan secara khusus menyangkut singkronisasi antara kebutuhan manusia
dengan daya belinya. (2) Bagaimana
sumber-sumber ekonomi (factor-faktor produksi) yang tersedia harus dipergunakan
untuk memproduksi barang-barang tersebut (HOW)? jawaban permasalahan yang kedua
ini adalah menyangkut tentang tehnik produksi. Yaitu bagaimana mengkombinasikan
factor-faktorfactor produksi untuk mendapatkan output yang optimal. (3).Untuk
siapa barang tersebut di produksi; atau bagaimana barang-barang tersebut di
bagikan di antara warga masyarakat(for Whom) ?jawaban atas permasalahan yang
ketiga ini pakar ekonomi kapitalis menjawabnya dengan pembahasan teori harga,
yaitu peranan harga dalam menentukan produksi-komsumsi-distribusi. (Boediono:
1993).)
Meskipun
jawaban pernasalahan tersebut pada akhirnya harus berbenturan dengan tingkat
permintaan konsumen, di mana tingkat permintaan konsumen dipengaruhi oleh
banyak factor, sehingga tingkat produksi secara riil bukanlah produksi sebanyak-banyaknya
karena dapat mengakibatkan inefisiensi ekonomi dan ketidak seimbangan pasar
(market disequilibrium) akan tetapi philosopi pemecahan masalah (problem
solving) ekonomi dengan cara seperti ini menentukan bagaimana sistem ekonomi
kapitalis melihat hakekat permasalahan ekonomi.Dengan cara pandang seperti ini,
maka bagi sistem ekonomi kapitalis, solusi ekonomi yang harus ditempuh secara
mikro adalah peningkatan produksi sebanyak-banyaknya, dan secara makro mengejar
pertumbuhan ekonomi setinggi-tingginya.
2.
Pandangan
tentang nilai (value) barang.
Dalam
sistem ekonomi kapitalis nilai merupakan sesuatu yang sangat urgen. Karena
nilai merupakan suatu sarana untuk melihat faedah suatu barang dan jasa, juga
untuk menentukan kemampuan produsen dan konsumen. Ada dua kategori tentang
nilai barang dan jasa yaitu yang berkaitan dengan nilai kegunaan suatu barang
bagi individu yang disebut nilai guna (utility value), dan yang berkaitan dnilai suatu barang
terhadap barang lainnya disebut nilai tukar (Exchange value).
Nilai Guna (utility value) dalam sistem
ekonomi kapitalis di wakili pandangan teori kepuasan batas atau teori kepuasan
akhir (marginalsaticaction theory). Yang dimaksud dengan teori kepuasan
batas(marginal saticfactoin theory) atau guna marginal (marginal utility)ialah
kepuasan atau nilai kegunaan yang diperoleh seseorang(konsumen) dari
mengkomsumsi unit terakhir baran dan jasa yangdikomsumsinya (Reksoprayitno;
2000) nilai guna dalam pandangansangat subyektif bagi setiap individu.Dalam
pengukuran nilai guna,diasumsikan bahwa tingkat kepuasan seseorang dapat
diukur.Sedangkan satuan ukur untuk mengukur kepuasan seseorang disebututil
(satuan kepuasan).
Nilai tukar (Ecchange value) menurut
kapitalisme didefinisikansebagai kekuatan tukar suatu barang dengan barang
lainnya atau nilaisuatu barang yang diukur dengan barang lainnya misalnya dalam
suatu masyarakat nilai satu liter beras setara dengan tiga liter jangung. Untuk
mencapai mekanisme pertukaran yang sempurna atau untuk menghindari kesulitan penaksiran
nilai tukar suatu barang dengan barang lainnya, maka harus ada alat tukar
(medium of exchange) yang menjadi ukuran bagi semua barang dan jasa. Uang
merupakan alat tukar yang memudahkan transaksi. Pertemuan antara uang dengan
barang yang dinilai dengan sejumlah uang disebut harga (price). Jadi harga
merupakan sebutan khusus nilai tukar suatu barang. Atau dapat dikatakan
perbedaan antara nilai tukar dengan harga, adalah nilai tukar merupakan
penisbatan pertukaran suatu barang dengan barang lainnya secara mutlak,
sedangkan harga merupakan penisbatan nilai tukar suatu barang dengan uang
Perana harga dalam sistem ekomi kapitalis.
3.
Dalam system
ekonomi kapitalis, harga mempunyai peranan dalam kegiatan produksi,konsumsi,
dan distribusi melalui struktur harga.[2]
B.
Sistem Ekonomi
Sosialis
Marx (yang dianggap sebagai bapak
sosialisme) tidak pernah memberikan gambaran seperti apa sosialis itu. Marx
berkeyakinan bahwa sosialis adalah sebuah keniscayaan yang akan terwujud ketika
liberalis telah matang dan jatuh. Marx menyatakan, dalam masyarakat yang demikian (masyarakat yang terwujud dari jatuhnya
liberalis) alat produksi menjadi milik masyarakat, maka produksi dijalankan
oleh banyak orang untuk orang banyak, dibawah pimpinan badan-badan masyarakat
yang bertanggungjawab kepada masyarakat (Hatta,1954). Jadi, menurut Marx
keadaan sosial akan mengubah pola pikir dan perilaku seseorang bukan
sebaliknya, itulah sebabnya bukan definisi atau sistem yang harus dibangun dan
dibuat melainkan perjuangan untuk mengubah keadaan yang timpang. Sistem dan
definisi itu dengan sendirinya akan terbentuk dengan sendirinya ketika tujuan
sudah tercapai.
Setelah Marx, terdapat 3 kelompok pengikut
yang masing-masing membangun pengertiannya sendiri atas sosialisme, yakni : 1)
Aliran Revisionisme atau Reformisme, menempuh jalan ke sosialisme dengan
mengadakan perubahan yang berangsur-angsur pada kapitalisme melalui perjuangan
di dalam parlemen; 2) Aliran Dogmatik berpegang teguh pada prinsip Marx; 3)
Aliran Leninisme yang percaya bahwa untuk melakukan perubahan tidak perlu
menunggu kapitalisme matang, kapan ada kesempatan harus diambil alih.
Pengertian sistem sosialis yang
banyak diterima saat ini, adalah apa yang oleh Grossman disebut sistem Ekonomi
Perencanaan. Ekonomi perencanaan merupakan suatu sistem perekonomian yang
memberikan kebebasan yang cukup besar kepada setiap orang untuk melaksanakan
kegiatan ekonomi tetapi dengan campur tangan pemerintah. Elemen terpentimg dari
ekonomi perencanaan adalah: 1) Tujuan, mengatur tata perekonomian Negara untuk
menjamin agar tujuan bersama bisa tercapai; 2) Dengan tujuan yang demikian maka
Negara memiliki wewenang untuk mengatur
dan merencanakan bagaimana hubungan antar pelaku ekonomi diatur dan dijalankan,
agar tujuan bersama bisa tercapai; 3) negara sangat mungkin untuk menjadi
bagian dari pelaku ekonomi; 4) mekanisme pasar (harga) masih menjadi bagian
penting dari proses kegiatan ekonomi.[3]
a.
Prinsip
Dasar Sistem Ekonomi Sosialis
1.
Pemilikan
Harta oleh Negara
Seluruh
bentuk produksi dan sumber pendapatan menjadi milik Negara atau masyarakat
keseluruhan. Hak individu untuk memiliki harta atau memanfaatkan produksi tidak
diperbolehkan. Dengan demikian individu secara langsung tidak memiliki hak
pemilikan.
2.
Kesamaan
Ekonomi
Sistem
ekonomi sosialis menyatakan (walau sulit ditemui di semua Negara komunis) bahwa
hak-hak individu dalam suatu bidang ekonomi ditentukan oleh prinsip kesamaan.
Setiap individu disediakan kebutuhan hidup menurut keperluan masing-masing.
3.
Disiplin
Politik
Untuk
mencapai kebutuhan diatas, keseluruhan Negara diletakkan di bawah peraturan
kaum buruh, yang mengambil alih semua aturan produksi dan distribusi. Kebebasan
ekonomi serta hak pemilikan dihapuskan sama sekali.
b.
Kebaikan-kebaikan
Sistem Ekonomi Sosialis
1.
Setiap
warga Negara disediakan kebutuhan pokoknya termasuk makanan sebanyak dua kali
sehari, beberapa helai pakaian, kemudahan fasilitas kesehatan, serta tempat
tinggal dan lain-lain.
2.
Setiap
individu mendapat pekerjaan dan orang yang lemah dan cacat secara fisik dan
mental berada dalam pengawasan Negara.
3.
Semua
pekerjaan dilaksanakan berdasarkan perencanaan (Negara) yang sempurna diantara
produksi dan penggunanya. Dengan demikian masalah kelebihan atau kekurangan
produksi seperti yang berlaku dalam sistem ekonomi kapitalis tidak akan terjadi.
4.
Semua
bentuk produksi dimiliki dan dikelola oleh Negara, dan keuntungan yang
diperolehnya akan digunakan untuk kepentingan masyarakat.
c.
Kelemahan
Sistem Ekonomi Sosialis
1.
Tawar
menawar sangat sukar dilakukan oleh individu yang terpaksa mengorbankan
kebebasan pribadinya dan hak terhadap hak milik pribadi hanya untuk mendapat
makanan dua kali sehari.
2.
Sistem
tersebut menolak sepenuhnya sifat mementingkan diri sendiri, kewibawaan
individu yang menghambatnya dalam memperoleh kebebasan berfikir serta
bertindak. Ini menunjukkan secara tidak langsung sistem ini terikat pada sistem
ekonomi diktator.
3.
Dalam
sistem ini semua kegiatan diambil alih untuk mencapai tujuan ekonomi, sementara
pendidikan moral individu diabaikan. Dengan demikian apabila pencapaian
kepuasan kebendaan menjadi tujuan utama dan nilai moral tidak diperhatikan
lagi, maka tidak dapat dihindarkan bahwa masyarakat akan terbagi menjadi
beberapa kelompok. Seluruh kekuasaan akan berada ditangan golongan kaum buruh
(proletariat) yang kurang berpendidikan dan beradab. Kezaliman, penindasan dan
balas dendam menjadi lebih berbahaya daripada sistem ekonomi kapitalis.
4.
Sistem
ekonomi sosialis mencoba mencapai tujuan melalui larangan-larangan eksternal
dan mengesampingkan pendidikan moral dan latihan individu. Dengan demikian
jelas mereka tidak berusaha untuk mencapai kejayaan yang menjadi tujuannya.
Secara keseluruhan sistem ekonomi
ini mencoba untuk mengubah ketidaksamaan kekayaan dengan menghapuskan hak
kebebasan individu dan hak terhadap pemilikan yang mengakibkan hilangnya
semangat untuk bekerja lebih giat dan berkurangnya efisiensi kerja buruh.[4]
C.
Sistem Ekonomi
Islam
Islam telah mengatur kehidupan manusia dengan
ketentuan-ketentuan yang semestinya. Keberadaan aturan itu semata-mata untuk
menunjukkan jalan bagi manusia dalam memperoleh kemuliaan. Kemuliaan hanya bisa
didapatkan dengan jalan yang di ridhoi Allah.
Perilaku orang muslim dalam bidang ekonomi
selalu diorientasikan paa peningkatan keimanan, karena tanpa keimanan kemuliaan
pun tidak akan didapatkan. Orang muslim bekerja tidak sekedar memenuhi
kebutuhan materi tetapi juga terpenuhi keridhoan Illahi.
Implementasi dari pemahaman Islam akan
membentuk kehidupan Islami dalam masyarakat yang secara langsung akan
mempengaruhi berbagai aspek kehidupan, diantaranya aspek ekonomi. Oleh karena
itu, praktek ekonomi Islam tidak identik dengan sisten kenegaraab dibeberapa
negara Timur Tengah yang menggunakan Islam sebagai dasar negaranya. Sistem
ekonomi lebih berkaitan dengan bangunan masyarakat yang perilakunya didasarkan
atas sumber Islam yaitu Al-Qur'an dan Al-Hadits, dimana sistem ekonomi Islam
bisa di praktekkan di masyarakat manapun juga.
a)
Prinsip Dasar
Sistem Ekonomi Islam
1.
Kebebasan
Idividu
Manusia
mempunyai kebebasan untuk membuat suatu keputusan yang berhubungan dengan
pemenuhan kebutuhan hidupnya. Dengan kebebasan ini manusia dapat bebas
mengoptimalkan potensinya. Kebebasan manusia dalam Islan didasarkan atas
nilai-nilai tauhid suatu nilai yang membebaskan dari segala sesuatu, kecuali Allah. Kebebasan manusia sebagai
seorang hamba Allah merupakan modal utana bagi seorang muslin untuk membentuk
kehidupan ekonomi yang Islami.
2.
Hak terhadap
harta
Islam mengakui
hak individu untuk memiliki harta. Bagi seorang muslim harta merupakan amanah
Allah, yang dioercayakan kepada manusia.
3.
Ketidaksamaan
ekonomi dalam batas yang wajar
Ketidaksamaan
dalam hal ini menentukan kehidupan manusia untuk lebih bisa memahami
keberadaannya sebagai manusia yang satu
dengan yang lainnya. Akan ada keselarasan bila saling membutuhkan,sehingga
manusia menjaga kerjasamanya dengan sesama. Oleg karena itu, sikap individualis
dalam sistem konvensional tidak berlaku dalam ekonomi Islam.
4.
Jaminan sosial
Dalam sistem
ekonomi Islam negara mempunyai tanggung jawab untuk mengalokasikan sumberdaya
alam guna meningkatkan kesejahteraan rakyat secara umum.
5.
Distribusi
kekayaan
Islam mencegah
penumpukan kekayaan pada sekelompok kecil masyarakat dan menganjurkannya
distribusi kekayaan kepada semua lapisan masyarakat. Kekayaan merupakan amanah
Allah yang diberikan manusia untuk dipergunakan guna kebaikan. Amanah bagi
seorang muslim dipahami sebagai suatu kepercayaan Allah maka pemahaman amanah
ini menjadikan seorang muslim lebih bersikap arif dalam mengelola kekayaannya.
6.
Larangan
menumpuk kekayaan
Sistem ekonomi
Islam melarang individu mengumpulkan harta kekayaan secara berlebihan. Seorang
muslim berkewajiban untuk mencegaj dirinya dan masyarakat supaya tidak
berlebihan dalam kepemilikkan harta. Seorang muslim dilarang beranggapan
terlalu berlebihan terhadap harta sehingga menyebabkan ia menggunakan cara-cara
yang tidak benar untuk mendapatkannya.
Seperti dalam Q.S Al-Humazah (104) ayat 1-4 yang artinya, "Kecelakaanlah
bagi setiap pengumpat lagi pencela yang mengumpulkan harta dan
menghitung-hitungnya. Dia mengira bahwa hartanya itu dapat
mengkekalkannya."
7.
Kesejahteraan
individu dan masyarakat
Dalam Islam
hubungan individu dan masyarakat ini berpengaruh besar untuk membangun
peradaban manusia di masa depan, apalagi masalah ekonomi. Untuk itu mendapatkan
peradaban yang baik dimasa depan Islam menganjurkan untuk bersikap baik dalam
membangun masyarakat. [5]
D.
Perbedaan
Sistem Ekonomi Kapitalis, Sosialis, Dan Islam
Indicator
|
Kapitalis
|
Sosialis
|
Islam
|
Pemilikan (ownership)
|
Swasta
|
Pemerintah
|
Swasta dan pemerintah
|
Motivasi
|
Laba
|
Kepentingan umum
|
Laba ( layak & adil, dunia akhirat)
|
Keputusan
|
Pasar (harga terbentuk oleh kekuatan demand
dan supply)
|
Pusat
|
Pasar ( suka sama suka)
Harga terbentuk secara adil
|
Peranan pemerintah
|
Minim
|
Vokal
|
Stabilisator
dan motivator (untuk meningkatkan kesejahteraan dan ketakwaan masyarakat
kepada allah swt)[6]
|
[1] dr.M.Umer Chapra. Islam dan Tantangan Ekonomi. (Gema Insani,
2000), hlm.18
[2] Academia (vol.1, No.2, 2009), Agustiati, Agustiati. Portal Garuda
[3] Nunuk Dwi Retnandari. Pengantar Ilmu Ekonomi Dalam Kebijakan
Publik. Yogyakarta:Pustaka Pelajar, Cetakan 1, 2014. Hlm: 130-131
[4] Afzalur Rahman. Doktrin Ekonomi Sosial Jilid 1. Yogyakarta:
PT. Dana Bhakti Wakaf, 1995. Hml: 6-8
[6] Prof. Dr.H.Veithzal Rivai, S.E.,M.M.,M.B.A., dkk. Islamic
Business And Economic Ethics. Jakarta: PT Bumi Aksara, 2012.
Komentar
Posting Komentar