Makalah Liabilitas Jangka Pendek dan Liabilitas jangka panjang
A.
LIABILITAS JANGKA PENDEK
1.
Apa yang dimaksud dengan
liabilitas
IASB
sebagai bagian dari kerangka konseptual, mendefinisikan liabilitas sebagai
kewajiban perusahaan masa kini yang timbul dari peristiwa masa lalu,
penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus keluar dari sumber daya
perusahaan, yang mengandung manfaat ekonomi. Dengan kata lain, liabilitas
memiliki tiga karakteristik penting sebagai berikut:
a.
Ini merupakan kewajiban kini.
b.
Ini timbul dari peristiwa masa lalu.
c.
Ini mengakibatkan arus keluar dari sumber daya (kas,
barang, jasa)
2.
Liabilitas jangka pendek
Dilaporkan
jika salah satu dari dua kondisi berikut terpenuhi:
a.
Liabilitas tersebut diharapkan akan diselesaikan
dalam siklus operasi normal atau
b.
Liabilitas tersebut diharapkan akan diselesaikan dalam
waktu 12 bulan setelah tanggal laporan.
Siklus operasi adalah periode
waktu yang berlalu antara perolehan barang dan jasa yang terlibat dalam proses
manufaktur dan reaisasi kas akhir yang dihasilkan dari penjualan dan
penghasilan berikutnya. Berikutnya adalah beberapa liabilitas jangka pendek
yang umu.[1]
a.
Utang usaha.
b.
Wesel bayar.
c.
Bagian lancar dari utang jangka panjang.
d.
Kewajiban jangka pendek yang diharapkan akan dibayar
kembali.
e.
Utang dividen.
f.
Uang muka dan deposito pelanggan.
g.
Pendapatan diterima dimuka.
h.
Utang pajak penjualan.
i.
Utang pajak penghasilan.
j.
Liabilitas terkait karyawan.
3.
Utang Usaha
Merupakan saldo yang harus dibayarkan kepada orang
lain untuk barang, perlengkapan, dan jasa yang dibeli dengan pembayaran
kemudian. Utang usaha timbul karena jeda waktu antara penerimaan jasa atau
perolehan hak atas aset dengan pembayarannya. Persyaratan penjualan (misalnya,
2/10, n/30 atau 1/10, E.O.M) biasanya menyatakan periode kredit, biasanya 30
sampai 60 hari.
4.
Wesel Bayar
Merupakan janji tertulis untuk
membayar sejumlah uang tertentu di masa depan sesuai tanggal yang ditetapkan.
Beberapa industri membutuhkan wese (sering disebut wesel bayar dagang) sebagai bagian dari transaksi
penjualan/pembelian sebagai pengganti perpanjangan kredit normal dengan open account.
a.
Penerbitan wesel bayar berbunga
Asumsikan
bahwa Castle National Bank meminjamkan uang sebesar $100.000 pada tanggal 1
maret 2011 kepada Landscape Co. Jika Landscape mendatangani wesel bayar dengan
nilai pokok sebesar $100.000, bunga 6 persen, dengan jangka waktu tempat bulan.
Landscape mencatat kas yang diterima pada tanggal 1 maret sebagai berikut.
1
maret
Wesel 100.000
Wesel bayar 100.000
(untuk mencatat
penerbitan wesel 6%, 4 bulan, ke Castle National Bank)
Jika
Landscape menyusun laporan keuangan setengah tahunan, perusahaan membuat jurnal
penyesuaian untuk mengakui beban bunga dan utang bunga sebesar $2.000 ($100.000
X 6% X 4/12) pada tanggal 30 juni, sebagai berikut.
30
Juni
Kas 2.000
Utang bunga 2.000
(untuk mengakru
bunga selama 4 bulan atas wesel bayar kepada Castle National Bank)
Jika Landscape menyusun laporan
keuangan secara bulanan, jurnal penyesuaian pada akhir tiap bulan adalah $500
($100.000 X 6% X 1/12).
Pada saat jatuh tempo (1 juli),
Landscape harus membayar nilai nominal wesel ($100.000) ditambah bunga $2.000
($100.000 X 6% X 4/12).
Landscape mencatat pembayaran
wesel bayar dan bunga yang masih harus dibayar (diakru) sebagai berikut.
1
juli
Wesel bayar 100.000
Utang bunga 2.000
Kas 102.000
(mencatat
pembayaran wesel bayar berbunga kepada Castle National Bank dan bunga yang
masih harus dibayar
pada saat jatuh tempo)
b.
Penerbitan wesel bayar tidak berbunga
Asumsikan
bahwa Landscape mengeluarkan wesel bayar tanpa bunga sebesar $102.000, empat
bulan, kepada Puri National Bank. Nilai sekarang wesel adalah $100.000.
landscape mencatat transaksi ini sebagai berikut.
1
maret
Wesel
100.000
Wesel
bayar 100.000
(untuk
mencatat penerbitan wesel bayar tanpa bunga, 4 bulan, kepada Castle National
Bank)
Landscape
mengkredit akun wesel bayar pada nilai sekarang dari wesel, yaitu $100.000.
jika Landscape menyusun laporan keuangan setengah tahunan, perusahaan membuat
jurnal penyesuaian untuk mengakui beban bunga dan kenaikan wesel bayar sebesar
$2.000 pada tanggal 30 juni, sebagai berikut.[2]
30
juni
Beban
bunga 2.000
Wesel
bayar 2.000
(untuk
mengakru bunga selama 4 bulan pada Castle National Bank)
Pada saat jatuh tempo
(1 juli), Landscape harus membayar nilai nominal wesel, sebagai berikut.
1
juli
Wesel
bayar 102.000
Kas 102.000
(untuk mencatat
pembayaran wesel bayar tanpa bunga dari Castle National Bank pada saat jatuh
tempo)
5.
Kewajiban Jangka Pendek yang
Diharapkan Dibiayai Kembali
a.
Kriteria pembiayaan kembali
IASB
telah mengembangkan kriteria untuk menentukan keadaan di mana kewajiban jangka
pendek dapat dikeluarkan dari liabilitas jangka pendek dengan benar. Secara khusus, perusahaan bisa mengecualikan
kewajiban jangka pendek dari liabilitas jangka pendek jika kedua kondisi
berikut terpenuhi:
1)
Perusahaan harus berniat untuk membiayai kembali
kewajiban atas dasar jangka panjang; dan
2)
Perusahaan harus memiliki hak tanpa syarat untuk
menunda penyelesaian liabilitas untuk setidaknya 12 bulan setelah tanggal
pelaporan.
6.
Utang Dividen
Adalah
jumlah yang harus dibayar perusahaan kepada para pemegang saham akibat dari
otorisasi dewan direksi (atau dalam kasus lain, suara pemegang saham). Di sisi
lain, perusahaan tidak mengakui dividen akumulasi, tetapi dividen yang tidak
diumumkan atas saham preferen kumulatif sebagai liabilitas. Mengapa? Karena tunggakan saham dividen preferen bukan
merupakan kewajiban sampai dewan direksi mengotorisasi pembayaran, namun
demikian, perusahaan harus mengungkapkan jumlah dividen kumulatif yang belum
dibayar dalam catatan atas laporan keuangan, atau menunjukannya dalam
penjelasan di bagian modal saham.
7.
Uang Muka dan Deposito Pelanggan
Perusahaan
dapat menerima deposito dari pelanggan untuk menjamin kinerja kontrak atau jasa
atau sebagai jaminan untuk menutupi pembayaran kewajiban masa depan yang
diharapkan.
8. Pendapatan Diterima di Muka
Yang
diterima sebelum pengiriman barang atau memberikan jasa
a.
Setelah menerima uang muka, debit pada kas, dan
kredit pada akun liabilitas jangka pendek untuk mengindetifikasi sumber
pendapatan diterima di muka.
b.
Setelah memperoleh pendapatan, debit pada akun
pendapatan diterima di muka, dan kredit pada akun pendapatan yang diperoleh.
9.
Utang Pajak Penjualan
Banyak
perusahaan tidak memisahkan pajak penjualan dan jumlah penjualan pada saat
penjualan.[3]
Sebaliknya, perusahaan mengkredit jumlah total dalam akun penjualan. Kemudian,
untuk mencerminkan jumlah aktual penjualan dan liabilitas pajak penjualan
dengan benar, perusahaan akan mendebit kun penjualan untuk jumlah pajak
penjualan pada penjualan tersebut, dan akan mengkredit akun Utang Pajak
Penjualan dengan jumah yang sama.
10. Utang
Pajak Penghasilan
Sebagian
besar pajak penghasilan bervariasi sesuai dengan laba tahunan. Kepemilikan
perseorangan dan anggota kemitraan dikenai pajak penghasilan pribadi atas
bagian penghasilan kena pajak bisnis mereka, liabilitas pajak penghasilan tidak
tercantum dalam laporan keuangan perusahaan milik
pribadi dan kemitraan. Sebagian besar perusahaan harus melakukan embayran pajak
berkala sepanjang tahun ke badan pemerintah yang sesuai. Perbedaan antara
penghasilan kena pajak berdasarkan undang-undang perpajakan dan laba akuntansi
menurut IFRS terkadang terjadi. Oleh karena perbedaan ini, jumlah pajak
penghasilan yang harus dibayar pemerintah pada tahun tertentu mungkin berbeda
secara substansial dari beban pajak penghasilan seerti yang dilaporkan dalam
laporan keuagan.
11. Liabilitas Terkait Karyawan
Hal – hal berikut
terkait dengan kompensasi karyawan sebagai liabilitas jangka pendek.
a. Pemotongan
Gaji
Jenis
pemotongan gaji yang aling umum adalah pajak, premi asuransi, tabungan
karyawan, dan iuran serikat pekerja. Sebagian besar pemerintah menyediakan
sejumlah tertentu manfaat sosial (untuk pendapatan pensiun, cacat tubuh, dan
tunjangan kesehatan) kepada individu dan keluarga pajak ini disebut sebagai pajak jaminan sosial. Perusahaan harus
melaporkan jumlah pajak jaminan Sosial Tenaga Kerja bagian karyawan dan bagian
pemberi kerja yang belum dibayar atas upah bruto yang dibayarkan sebagai
liabilitas jangka pendek. Pemotongan
Pajak Penghasilan, pemberi kerja menghitung jumlah pajak penghasilan
yang harsu dipotong sesuai dengan formula pemerintah atau tabel pajak yang
berlaku. Jumlah itu tergantung pada lamanya periode gaji dan upah kena pajak
masing – masing karyawan, status perkawinan, dan tanggungan yang diklaim.
b. Cuti
Berbayar
Adalah
absen dari pekerjaan yang dibayar seperti liburan, sakit, persalinan, dan
penghargaan masa kerja. Hak vested terjadi saat pemberi kerja
memilki liabilitas untuk melakukan pembayaran kepada karyawan bahkan setelah
mengakhiri pekerjaannya. Hak
diakumulasi adalah hak karyawaan yang dapat dibawa ke masa depan jika
tidak digunakan pada periode di mana diperoleh. Misalnya, diasumsikan bahwa
Anda memperoleh empat hari cuti berbayar pada tanggal 31 Desember, akhir tahun
fiskal pemberi kerja Anda. Kebijakan perusahaan adalah Anda akan dibayar untuk
liburan ini bahkan jika Anda mengakhiri pekerjaan. Dalam situasi ini, pembayaran
empat hari liburan Anda akan vested
(tidak tergantung pada aktif tidaknya bekerja di masa depan), dan pemberi kerja
harus mengakumulasi jumlahnya. Sekarang asumsikan bahwa cuti Anda tidak vestedI, tetapi cuti empat hari tersebut
diambil sampai periode berikutnya.[4]
Meskipun hak tersebut tidak vested,
tetapi hak yang diakumulasi harus dibuat secara akrual oleh pemberi kerja.
Namun, jumlah akrual diseusaikan agar memungkinkan perkiraan pengurangan karena
perputaran. Hak tidak diakumulasi
tidak dapat dibawa ke periode berikutnya; cuti tersebut hangus jika tidak
digunakan. Akibatnya, perusahaan tidak mengakui liabilitas atau beban sampai
saat cuti (imbalan). Jadi, jika seorang karyawan mengambil cuti dalam sebulan
dan cuti tersebut tidak diakumulasi, maka cuti termasuk beban pada bulan itu.
Modifikasi aturan umum berkaitan dengan
masalah cuti sakit berbayar. Jika
cuti sakit berbayar bersifat vesting
(karyawan berhak memperoleh pembayaran kas untuk hak yang tidak digunakan
ketika meninggalkan entitas), perusahaan harus menambahkannya. Jika cuti sakit
berbayar yang diakumulasi bersifat nonvesting
(karyawan tidak berhak menerima pembayaran kas untuk hak yang tidak digunakan ketika meninggalkan
etentitas), perusahaan dapat memilih apakah menambahnya atau tidak.
c. Program
Bagi Hasil dan Bonus
Banyaknya
perusahaan memberi Bonus kepada
beberapa karyawan tertentu selain gaji atau upah reguler mereka. Sering kali,
jumlah bonus tergantung pada keuntungan tahunan perusahaan. Perusahaan dapat
mempertimbangkan pembayaran bonus kepada karyawan sebagai tambahan upah dan
harus memasukkannya sebagai pengurang dalam menentukan laba dan neto tahun
berjalan.
Asumsikan
bahwa Palmer Inc. Menunjukkan laba untuk tahun 2011 sebesar $100.000.
perusahaan akan membayar bonus sebesar $10.700 pada bulan Januari 2012. Palmer
membuat jurnal penyesuaian tanggal 31 Desember 2011, untuk mencatat bonus
sebagai berikut.
Beban bonus karyawan 10.700
Utang bonus bagi hasil 10.700
Pada
bulan Januari 2012, ketika palmer membayar bonus, perusahaan membuat jurnal
sebagai berikut.
Utang bonus bagi hasil 10.700
Kas 10.700
12. Penyajian Liabilitas Jangka Pendek
Akun liabilitas jangka
pendek biasanya disajikan setelah liabilitas jangka panjang dalam laporan
posisi keuangan. Dalam bagian liabilitas jangka pendek, perusahaan dapat
menyajikan akun dalam urutan jatuh tempo, dalam urutan jumlah, atau dalam
urutan preferensi likuidisi.[5]
B.
LIABILITAS JANGKA PANJANG
1.
Pengertian
Liabilitas Jangka Panjang
Utang jangka panjang adalah utang-utang yang pelunasannya akan dilakukan
dalam jangka waktu lebih dari satu tahun atau akan dilunasi dari sumber-sumber
yang bukan dari kelompok aktiva lancar.
Atau utang jangka panjang adalah
utang yang jatuh temponya lebih dari satu tahun atau satu periode akuntansi.
Jatuh temponya dapat terjadi dalam 1,5 tahun atau 2 tahun atau 5 tahun
atau lebih dari itu. Utang jangka panjang biasanya timbul karena adanya
kebutuhan dana untuk membeli tambahan aset tetap, menaikkan jumlah modal kerja
permanen, membeli perusahaan lain, atau mungkin juga untuk melunasi utang-utang
yang lain.
Dapat disimpulkan bahwa utang
jangka panjang adalah utang yang
diharapkan akan dibayar dalam jangka waktu lebih dari satu tahun atau yang
jatuh temponya lebih dari satu tahun dan dilunasi dengan sumber-sumber yang
bukan dari aktiva lancar, seperti peralatan, gedung, tanah, investasi
saham atau investasi obligasi jangka panjang, dan sebagainya serta jumlah utang jangka panjang tersebut tidak
boleh melebihi jumlah modal sendiri.
a.
Hutang Bond/Obligasi
Bond biasanya berasal dari
bunga utang wesel ditahan yang pada umumnya dikeluarkan oleh sebuah perusahaan,
lembaga tinggi, maupun agen pemerintahan sehingga banyak menarik invetor
seperti halnya saham biasa yang dijual dengan jumlah kecil (biasanya dalam
ribuan dollar). Bond dalam perusahaan menadatangkan keuntungan dan tidak. Hutang Obligasi merupakan pinjaman yang timbul
sehubungan dengan dana yang telah didapatkan melalui pengeluaran surat-surat
obligasi. Pembeli obligasi merupakan pemegang obligasi. Di dalam surat obligasi
biasanya tercantum nilai nominal obligasi, tanggal pelunasan obligasi, bunga
pertahun serta ketentuan lainnya sesuai dengan jenis obligasi yang sudah
dipilih oleh pembeli atau pemegang obligasi itu sendiri.
b.
Hutang Wesel Jangka Panjang
Utang
wesel ini sama artinya dengan utang wesel biasanya yang membedakan hanyalah
waktu, di mana utang ini hanya dalam waktu kurang dari satu tahun.
c.
Hutang Wesel Hipotek
Adalah
penyerahan tertulis mengenai hak atas harta benda tak bergerak untuk mejamin
pembayaran hutang dengan ketentuan bahwa penyerahan itu akan dibatalkan setelah
waktu pembayaran. Bahwasannya hutang jangka panjang boleh membuat hipotek, dia
juga bisa diansur, dan lain-lain. Yang menjadi contoh dari kewajiban jangka
panjang ini adalah sewa/rental.
d.
Hutang Hipotik
Hutang
hipotik adalah pinjaman yang harus dijamin dengan harta tidak bergerak. Di
dalam perjanjian hutang disebutkan kekayaan peminjam yang dijadikan jaminan
misalnya berupa tanah atas gedung. Jika peminjam tidak melunasi pinjaman pada
waktunya, maka pemberi pinjaman dapat menjual jaminan untuk diperhitungkan
dengan pinjaman yang bersangkutan.
e.
Uang muka dari perusahaan
afiliasi
Hutang
kepada pemegang saham pada umumnya berasal dari pinjaman yang diberikan oleh
pemegang saham diluar setoran modal. Hutang kepada perusahaan afiliasi dapat
berasl dari pinjaman atau dari transaksi-transksi lain, misalnya pembelian
barang atau jasa.
f.
Hutang Kredit Bank jangka
panjang
Secara etimologis istilah kredit berasal
dari bahasa latin,
“Credere”, yang berarti kepercayaan, maksudnya
adalah bahwa seseorang yang memperoleh kredit berarti orang tersebut memperoleh
kepercayaan, sedangkan bagi pemberi kredit berarti telah memberikan kepercayaan
kepada seseorang dan yakin bahwa uangnya, pasti akan kembali sesuai dengan
perjanjian.
Kredit menurut Undang-Undang
perbankan nomor 10 tahun 1998,”kerdit adalah penyediaan uang atau
tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau
kesepakatan pinjam meminjam antara bank dan pihak lain yang mewajibkan pihak
peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga.”
Harga wajar liabilitas (harga jual) dapat berbeda dari nilai nominalnya.
Nilai nominal adalah nilai yang dijanjikan akan dibayarkan oleh penerbit
liabilitas pada saat liabilitas tersebut jatuh tempo.Apabila harga jual lebih
tinggi dari nilai nominal maka liabilias dijual dengan harga premium, sedangkan
apabila harga jual lebih rendah dari nilai nominal maka dijual dengan diskon.
Perbedaan tersebut timbul apabila tingkat suku bunga efektif berbeda dengan
tingkat suku bunga kupon.
Tingkat suku bunga efektif
< Tingkat bunga kupon Liabilitas
dijual pada harga premium.
Tingkat suku bunga efektif
= Tingkat bunga kupon Liabilitas
dijual pada nilai nominal
Tingkat suku bunga efektif
> Tngkat bunga kupon Liabilitas
dijual pada harga diskon
Contoh Penerbitan Obligasi
Pada tanggal 1 januari 2015, PT Seruni menertbitkan obligasi dengan
nilai nominal
Rp 100.000.000 dan tingkat bunga kupon 10% yang dibayar semesteran
tiap tanggal 1 januari dan 1 juli. Tingkat bunga efektif adalah 8%. Obligasi
tersebut jatuh tempo pada tangga 1 januari 2020 PVIF(4%, 10) anuitas=
8,1109 dan PVIF (4% , 10) single sum = 0,6756
Harga
obligasi:
Nilai
sekarang dari pokok utang:
Rp 100.000.000 x
0,6756 Rp
67.560.000
Nilai
sekarang dari bunga:
(Rp 100.000.000 x 10% x
6/12) x 8,1109 Rp.40.554.000
Total Rp
108.114.000
Obligasi
dijual pada harga premium.
Kas Rp
108.114.000
Utang Obligasi Rp
100.000.000
Premium Obligasi Rp 8.114.000
Ada banyak tolak ukur yang dapat digunakan untuk membedakan jenis obligasi, diantaranya adalah obligasi berdasarkan sisi penerbit, system pembayaran bunga, hak penukaran, segi jaminan, segi nilai nominal, dan obligasi berdasarkan segi perhitungan imbal hasil.
a. Jenis obligasi berdasarkan sisi penerbit
1)
Corporate
Bond, obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan tertentu, perusahaan ini dapat
berbentuk perusahaan swasta maupun perusahaan Negara (BUMN).
2)
Government
Bond, obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah pusat.
3)
Municipal
Bond, obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah daerah yang akan digunakan
untuk membiayai proyek-proyek publik.
b. Jenis obligasi berdasarkan jaminannya
1) Secured Bond, obligasi yang
dijaminkan dengan menggunakan kekayaan tertentu yang dimiliki oleh penerbit,
atau bisa juga dijaminkan dengan menggunakan pihak ketiga. Obligasi ini terbagi
menjadi tiga yaitu guaranteed bond (obligasi yang dijaminkan oleh pihak
ketiga), mortgage bond (obligasi yang dijaminkan dengan hipotik atau aset
tetap), dan collateral trust bond (obligasi yang dijaminkan dengan menggunakan
efek yang dimiliki oleh penerbitnya).
2) Unsecured Bond, obligasi yang tidak
dijaminkan dengan menggunakan kekayaan tertentu yang dimiliki oleh penerbitnya.
c.
Jenis obligasi berdasarkan hak penukaran
1) Convertible Bond, obligasi yang
dapat ditukarkan dengan saham perusahaan penerbit. Artinya pemegang obligasi
ini memiliki hak jika sewaktu-waktu ingin menukarkan obligasi yang dipegangnya
dengan saham perusahaan.
2) Exchangeable Bond, obligasi yang
memberikan hak kepada pemegang obligasi untuk menukar saham perusahaan ke dalam
sejumlah saham perusahaan afiliasi milik penerbitnya.
3) Callable Bond, obligasi yang
memberikan hak kepada emiten untuk membeli kembali obligasi pada harga tertentu
sepanjang umur obligasi tersebut.
4) Putable Bond, obligasi yang memberikan
hak kepada investor yang mengharuskan emiten untuk membeli kembali obligasi
pada harga tertentu sepanjang umur obligasi tersebut.
d.
Jenis obligasi berdasarkan system pembayaran bunga
1) Zero Coupon Bond, system pembayaran
dari obligasi ini dilakukan dengan cara dibayarkan sekaligus ketika jatuh tempo
(pokok pinjaman dan bunganya) bukan secara periodik.
2) Coupon Bond, obligasi dengan kupon
yang dapat diuangkan secara periodik sesuai dengan ketentuan penerbitnya.
3) Fixed Coupon Bond, obligasi dengan
tingkat kupon bunga yang telah ditetapkan sebelum masa penawaran di pasar
perdana dan akan dibayarkan secara periodik.
4) Floating Coupon Bond, obligasi
dengan tingkat kupon bunga yang ditentukan sebelum jangka waktu tersebut,
berdasarkan suatu acuan (benchmark) tertentu.
e.
Jenis obligasi berdasarkan nilai nominal
1)
Konvensional
Bond, obligasi dengan satuan nilai nominal yang besar, umumnya Rp. 1 Miliar per
lot.
2)
Retail
Bond, kebalikan dari konvensional bond, yaitu obligasi dengan satuan nilai
nominal yang kecil.
f.
Jenis obligasi berdasarkan perhitungan imbal hasil
a.
Konvensional
Bond, obligasi yang cara kerjanya menggunakan system bunga.
b.
Syariah
Bond, obligasi yang cara kerja dan perhitungannya menggunakan system
islam/syariat islam yaitu system bagi hasil (Mudharabah dan Ijarah).
5.
Peringkat Obligasi
Peringkat
obligasi. Risiko dalam berinvestasi di obligasi adalah risiko perusahaan
penerbit obligasi tidak mempu memenuhi janji yang telah ditentukan, yaitu
risiko perusahaan tidak mampu membayar kupon maupun tidak mampu mengembalikan
pokok obligasi. Agar investor memiliki gambaran tingkat risiko ketidakmampuan
perusahaan dalam membayar, maka di dalam dunia surat utang atau obligasi
dikenal suatu tingkat yang menggambarkan kemampuan bayar perusahaan penerbit
obligasi. Tingkat kemampuan membayar kewajiban tersebut dikenal dengan istilah
Peringkat Obligasi. Peringkat obligasi dikeluarkan oleh lembaga independen yang
secara khusus bertugas memberikan peringkat atas semua obligasi yang
diterbitkan perusahaan. Semua obligasi yang diterbitkan wajib diberi peringkat
sedemikian agar dengan adanya peringkat tersebut maka investor dapat mengukur
atau memperkirakan seberapa besar risiko yang akan dihadapi dengan membeli
obligasi tertentu.
Peringkat investasi
a. Aaa : obligasi berperingkat Aaa merupakan obligasi
berkwalitas “terbaik” dengan risiko yang “amat kecil”.
b. Aa1, Aa2, Aa3 : obligasi berperingkat Aa adalah obligasi berkwalitas
“baik” dengan risiko yang “kecil”.
c. A1, A2, A3 : obligasi berperingkat A adalah obligasi peringkat
menegah atas dengan risiko yang “kecil”.
d. Baa1, Baa2, Baa3 : obligasi berperingkat Baa merupakan obligasi dengan
risiko moderat dan oleh karenanya memiliki karakteristik spekulatif.
Peringkat spekulatif
a. Ba1, Ba2, Ba3 : obligasi berperingkat Ba merupakan obligasi dengan
elemen spekulatif dan dapat berisiko.
b. B1, B2, B3 : obligasi berperingkat B adalah obligasi yang
dianggap spekulatif dan dapat berisiko tinggi
c. Caa1, Caa2, Caa3 : obligasi berperingkat Caa
merupakan obligasi yang “tidak kokoh” dan memiliki risiko yang amat tinggi.
d. Ca : obligasi berperingkat Ca adalah obligasi dengan
tingkat spekulatif yang tinggi dan kemungkinan atau amat mungkin sekali terjadi
gagal bayar namun masih ada harapan atas pengembalian bunga dan pokok hutang.
e. C :
obligasi berperingkat C adalah obligasi dengan peringkat terendah dan biasanya
gagal bayar dengan kecil kemungkinannya atas pengembalian pokok hutang maupun
bunganya.
6. Penilaian
Obligasi
a. Nilai Obligasi dan Yields
Dengan mengetahui besar dan waktu pembayaran kupon, nilai par
serta tingkat bunga disyaratkan, maka nilai atau harga obligasi bisa ditentukan
dengan cara:
1) Menentukan nilai sekarang dari pendapatan kupon yang
diperoleh setiap tahun,
2) Menentukan nilai sekarang dari nilai par yang akan diperoleh
pada saat obligasi jatuh tempo,
3)
Menjumlahkan
nilai sekarang dari pendapatan kupon (1) dan nilai par (2).
Untuk menentukan nilai obligasi pada suatu saat tertentu,
maka perlu diketahui jangka waktu sisa umur obligasi sampai dengan jatuh tempo,
nilai nominal, kupon, dan suku bunga pasar. Rumus nilai obligasi :
Nilai obligasi = C x {1 – 1/(1+r)t}
/r+F/(1+r)t
Keterangan :
F = nilai nominal obligasi
C = Kupon yang dibayarkan setiap periode
t = jangka waktu sampai dengan jatuh tempo
r = suku bunga di pasar
Misalkan perusahaan GLOBAL menerbitkan obligasi dengan
jangka waktu 10 tahun, dengan menerbitkan nominal Rp1.000.000 dan kupon yang
dibayarkan setiap tahun Rp80.000. jika suku bunga pasar sebesar sama
dengan coupon rate yaitu 8%, maka nilai obligasi adalah:
Nilai sekarang dari nominal
obligasi =
Rp1.000.000/(1,08)10
= Rp1.000.000/2,1589
= Rp463.190
Nilai sekarang anuitas dari kupon
obligasi = Rp80.000 x
{1-1/(1,08) 10}/0,08
= Rp80.000 x {1-1/2,1589}/0,08
= Rp80.000 x 6,7101
= Rp536.810
Nilai
obligasi
= Rp463.190 + Rp536.810
= Rp1.000.000
Dengan demikian jika suku bunga di pasar sama dengan coupon rate,
maka nilai obligasi sama dengan nilai nominalnya. Jika suku bunga dipasar lebih
tinggi dari padacoupon rate, maka nilai obligasi akan lebih rendah dari
nilai nominalnya. Demikian sebaliknya, jika suku bunga di pasar lebih rendah
daripada coupon rate, maka nilai obligasi akan lebih tinggi dari
nilai nominalnya.
Jika
suku bunga di pasar satu tahun kemudian naik menjadi 10%, maka nilai obligasi
perusahaan GLOBAL, untuk sisa umur obligasi 9 tahun adalah:
Nilai sekarang dari nominal
obligasi =
Rp1.000.000/(1,10)9
= Rp1.000.000/2,3579
= Rp424.100
Nilai sekarang anuitas dari kupon obligasi
= Rp80.000 x {1 – 1/(1,10)9}/0,10
= Rp80.000 x {1 – 1/ 2,3579}/0,10
= Rp80.000 x 5,7590
= Rp460.720
Nilai
obligasi
= Rp424.100 + Rp460.720
= Rp1.136.030
Biaya penerbitan obligasi
berdampak mengurangi hasil dari penerbitan obligasi dan menaikkan suku bunga
efektif sehinga dapat diperhitungkan sebagai diskonto yang belum diamortisasi.
Untuk biaya penerbitan obligasi, memperlakukannya sebagai beban yang ditangguhkan
dan mengamortisasikannya selama umur hutang tersebut.
Berikut ini adalah illustrasi akuntansi untuk biaya
penerbitan obligasi:
Radit Corporation menjual obligasi
surat hutang senilai $20.000.000, berjangka 10 tahun, harga $20.795.000 pada
tanggal 1 januari 2002. Biaya penerbitan obligasi $245.000. Ayat jurnalnya
untuk 1 Januari 2002:
Kas 20.550.000
Biaya
penerbitan obligasi yang
belum 245.000
Diamortisasi
Premi
atas hutang
obligasi 795.000
Hutang
obligasi 20.000.000
(untuk
mencatat penerbitan obligasi)
Ayat jurnal untuk 31 Desember @002:
Beban
penerbitan
obligasi 24.500
Biaya
penerbitan
obligasi 24.500
Yang
belum diamortisasi
Biasanya Penarikan atau Penebusan Obligasi dilakukan
jika suku bunga pasar terus mengalami penurunan. Obligasi lama ditarik lalu
menerbitkan Obligasi baru dengan tujuan penghematan beban bunga yang harus
dibayar perusahaan kepada pemegang obligasi.
Pada saat penarikan obligasi umumnya harga
penarikan lebih tinggi dari harga nominal. Perhatikan hukum berikut :
"Harga penarikan > nilai buku = kerugian penarikan
Harga penarikan < nilai buku = keuntungan penarikan "
Harga penarikan < nilai buku = keuntungan penarikan "
Kerugian dan keuntungan dalam
penarikan tersebut selanjutnya dilaporkan dalam laporan Laba Rugi sebagai
"Pos-Pos Luar Biasa".
Utang
jangka panjang yang jatuh tempo dalam satu tahun harus dilaporkan sebagai
kewajiban lancar, kecuali jika penarikan itu dipenuhi dengan aktiva lain selain
aktiva lancar. Jika didanai kembali, dikonversi menjadi saham atau ditarik dari
dana pelunasan obligasi, maka harus dilaporkan sebagai pos tidak lancar
dengan catatan penjelasan dalam likuidasinya.
Pengungkapan catatan berisi :
- Sifat dari kewajiban
- Tanggal jatuh tempo
- Suku bunga provisi penarikan
- Privillage konversi
- Pembatasan yang dikenakan kreditor
- Aktiva yang digadaikan sebagai jaminan.
Nilai wajar utang jangka panjang harus diungkapkan untuk
mengestimasi nilai wajarnya. Tujuan dari pengungkapan ini adalah membantu
pemakai laporan keuangan dalam mengevaluasi jumlah dan waktu dari arus kas masa
depan.
Rasio utang terhadap total aktiva mengukur persentase total
aktiva yang disediakan oleh kreditor. Perhitungan rasio utang terhadap
total aktiva adalah
Utang Terhadap Total Aktiva= Total Debt / Total Asset
Semakin tinggi persentase utang terhadap total
aktiva maka semakin tinggi resiko perusahaan tidak dapat memenuhi kewajibannya
yang jatuh tempo. Rasio berapa kali bunga dihasilkan menunjukkan kemampuan
perusahaan untuk membayar bunga ketika jatuh tempo dengan cara dihitung membagi
laba sebelum beban bunga dan pajak penghasilan dengan beban bunga
Semoga bermanfaat gaesss :))
BalasHapus